Susu dan Kencing Unta

Assalamuálaikum warahmatullahiwabarakaatuh

Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan di social media (sosmed) tentang Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) yang meminum susu dan kencing unta. Dan ternyata memang ada hadits Rasulullah Salallahuálaihiwassalam yang menyatakan bahwa susu unta dan kencing unta dapat mengobati sakit perut. Saya bukan orang yang mampu menjelaskan mengenai hadits ini, tetapi rasanya cukup mampu untuk membahas hal ini dari sisi medis. Kemudian saya mencari apakah ada hasil-hasil penelitian ilmiah mengenai ini. Dan ternyata banyak. Bahkan sudah ada yang membuat review (telaah) dari beberapa artikel penelitian mengenai manfaat susu dan kencing unta ini. Yuk kita bahas sama-sama. Dan saya juga akan menyertakan daftar pustaka penelitian-penelitian yang saya jadikan acuan dalam menulis artikel ini, sehingga apa yang disampaikan bisa dilihat kebenarannya dalam artikel-artikel tersebut.

Dengan adanya hadits Rasulullah Salallahuálaihiwassallam, kita bisa memperkirakan bahwa penggunaan susu dan kencing unta untuk pengobatan sudah dilakukan sejak lama. Namun baru sekitar tahun 1980an dilakukan penelitian mengenai manfaat susu dan kencing unta ini. Review yang dilakukan oleh (Gader & AA, 2016) mendapatkan bahwa susu dan kencing unta dapat digunakan sebagai pengobatan berbagai macam penyakit seperti kanker, hepatitis kronik, infeksi hepatitis C dan ulkus (tukak) lambung. Bahkan ada penelitian yang menemukan bahwa susu unta bisa digunakan dalam pengobatan alergi makanan berat pada anak yang tidak responsive terhadap pengobatan konvensional, kencing manis (Diabetes mellitus/DM), penyakit-penyakit yang terkait dengan pembuluh darah seperti stroke dan penyakit jantung. Mengapa demikian? Ternyata ada efek anti kanker, antiplatelet (anti pembekuan darah), anti-thrombotic (juga anti pembekuan darah), anti-bakteri, virus dan parasite dalam susu dan kencing unta. Efek pengobatan yang terkandung dalam susu unta akan lebih kuat bila dipadukan dengan kencing unta.  Kita akan bahas efek susu dan kencing unta ini dalam berbagai penyakit.

Bismillahirrahmaanirrahiim.

  1. Anti-diabetes (kencing manis)

Efek anti-diabetes terjadi karena komponen yang terdapat dalam susu unta kaya akan zat-zat yang dapat berfungsi seperti insulin, insulin-like proteins, mineral, immunoglobulin dan zat-zat yang berfungsi sebagai anti-inflamasi.  Susu unta juga mempunyai sifat anti-oksidan dan membersihkan radikal bebas. (Gader & AA, 2016) Penelitian yang dilakukan oleh (Fallah, et al., 2017) mendapatkan hasil bahwa minum susu unta atau susu sapi sebanyak 500 ml setiap hari selama 3 bulan akan menurunkan kadar HbA1c (pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi dan menilai pengobatan DM) dengan baik, menurunkan dosis pemakaian insulin. Susu unta menurunkan kadar HbA1c dan menurunkan dosis insulin lebih baik dibandingkan susu sapi. Susu unta juga menaikkan kadar HDL (kolesterol baik), sedangkan susu sapi tidak. Sebuah penelitian di India mendapatkan hasil bahwa rutinitas minum susu unta dan gaya hidup sehat mempengaruhi prevalens (angka kesakitan) DM. Orang yang mempunyai gaya hidup sehat dan rutin minum susu unta risiko terkena DM jauh lebih rendah daripada yang gaya hidupnya kurang sehat dan tidak rutin minum susu unta. Bahkan ada satu daerah yang sama sekali tidak ada yang sakit DM karena masyarakatnya rutin minum susu unta dan gaya hidupnya sehat. (Agrawal, Budania, P, Gupta, & DK, 2007)

  • Anti-kanker

Efek anti-kanker diketahui dimiliki oleh kencing unta. Kencing unta di klaim mempunyai efek anti-kanker pada berbagai jenis kanker seperti kanker payudara, nasofaring, paru-paru, hepatoselular karsinoma, kanker kolon dan juga leukemia. Berbagai penelitian baik in-vitro (dalam laboratorium) maupun in-vivo (pada manusia) mengenai efek kencing unta pada pengobatan kanker sudah dilakukan. Walaupun belum diketahui zat aktif yang mempunyai efek anti kanker, namun diketahui bahwa kencing unta dapat menghambat pertumbuhan kanker dan pengobatan kanker dengan kemoterapi yang dibarengi dengan kencing unta hasilnya lebih baik dibandingkan hanya kemoteterapi saja. Kencing unta yang dicampur dengan susu unta mempunyai efek yang lebih baik, susu unta juga menyamarkan rasa kencing unta sehingga akan lebih nyaman diminum bila bersamaan. (Gader & AA, 2016) (Alebie, Yohannes, & Worku, 2017)

  • Hepatitis kronis dan infeksi hepatitis C

Hepatitis atau yang biasa dikenal dengan sakit kuning adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis. Merupakan penyakit infeksi yang focus utamanya menyerang hati walaupun sebenarnya infeksi terjadi di seluruh tubuh. Ada 5 jenis virus yang umumnya menyebabkan hepatitis yaitu hepatitis A virus (HAV), hepatitis B virus (HBV), hepatitis C virus (HCV), hepatitis D virus (HDV), and hepatitis E virus (HEV). Gejalanya bisa dari ringan sampai sangat berat, bahkan bisa menyebabkan hati rusak berat (sirosis hati) sampai kanker, tergantung dari virus yang menyerang.  (Dienstag, 2010)

Susu unta diduga mempunyai efek antivirus kira-kira sejak awal 1980an. Dibandingkan dengan susu kuda, susu unta mempunyai efek untuk memperbaiki dan menormalkan hasil-hasil biokimia dan kondisi klinis pada pasien dengan aktif hepatitis kronik dengan lebih baik. Efek antivirus pada kasus-kasus hepatitis terutama hepatitis C karena susu unta mempunyai efek menghambat masuknya virus ke dalam sel. Efek antivirus susu unta juga lebih baik dibandingkan susu sapi dan susu manusia. Selain efek antivirus, susu unta juga mempunya efek anti parasite (cacing) hati. (Gader & AA, 2016)

  • Alergi makanan yang tidak responsive terhadap pengobatan konvensional

Alergi makanan terutama pada anak-anak bisa berakibat fatal hingga kematian. Walaupun gejala alergi yang umum ditemukan ‘hanya’gatal-gatal, tetapi bila dibiarkan bisa juga mengakibatkan sesak nafas juga syok anafilaktik (gangguan pembuluh darah, bisa menyebabkan kematian bila tidak segera diatasi).

Beberapa penelitian sudah dilakukan mengenai efek antialergi dari susu unta. Pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit karena alergi makanan yang berat, gejalanya hilang setelah minum susu unta selama beberapa hari dan tidak pernah kambuh lagi selama minum susu unta. (Gader & AA, 2016) (Shabo, Barzel, Margoulis, & Yagil, 2005)

  • Penyakit-penyakit lain yang mungkin bisa diatasi dengan minum susu unta

Beberapa penyakit lain diduga bisa diatasi dengan susu unta, namun masih harus diteliti lebih lanjut. Diantara penyakit tersebut adalah tuberculosis, autism, penyakit kardiovaskuler (seperti jantung, stroke dll), infeksi bakteri, infeksi virus (AIDS, herpes, dll), anti fungi (jamur). (Gader & AA, 2016) (Al-Ayadhi, Halepoto, AL-Dress, Mitwali, & Zainah, 2015)

Sedikit saya akan menyampaikan pendapat saya. Walaupun banyak penelitian sudah dilakukan mengenai benefit (keuntungan) dari minum susu dan kencing unta, namun masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk bisa mengatakan bahwa susu dan kencing unta benar-benar mempunyai efek seperti obat untuk penyakit-penyakit yang sudah diteliti tersebut. Untuk bisa menjadi obat, tentunya harus diketahui zat aktif apa yang dimiliki susu dan kencing unta, yang tidak dimiliki bahan-bahan lainnya. Zat aktif ini harus bisa diekstrak sehingga murni tidak terkuntaminasi oleh zat lain dan diteliti dosis efektifnya dan dosis amannya. Tidak dapat dipungkiri, susu dan kencing unta bisa menjadi salah satu alternative bahan obat penyakit-penyakit tersebut.

Kita mengenal obat-obatan yang dibuat dari bahan alam yang sudah menjadi obat standard dan digunakan di dunia kedokteran. Seperti curcuma (temulawak) untuk obat hati dan artemisinin yang saat ini digunakan sebagai obat utama untuk malaria. Susu dan kencing unta tentunya sangat potensial untuk menjadi obat.

Sebagai umat Islam, kita tentunya juga sangat percaya dengan pengobatan cara Rasulullah salallahuálaihiwassallam. Saya pribadi juga sangat percaya. Untuk itu, dikarenakan belum diketahui pasti zat aktif apa yang menjadikan susu dan kencing unta untuk pengobatan penyakit-penyakit tersebut, saya menyarankan bila ingin menggunakan susu unta atau kencing unta sebagai obat, gunakan sebagai pendamping (adjuvant) obat konvensional.  Mintalah izin kepada dokter yang merawat, tanyakan sebaiknya bagaimana menggunakannya. Apakah harus ada jeda waktu dengan obat konvensional, apakah bisa diminum setiap hari dll.

Mengenai keamanan, karena susu merupakan minuman sehari-hari. Hampir semua orang pernah minum susu, pastinya aman untuk digunakan. Hanya saja ada beberapa obat konvensional yang bereaksi entah positif (menambah efek) atau negative (mengurangi efek) bila digunakan bersamaan dengan susu. Belum pernah ada laporan mengenai efek samping susu kecuali pada orang-orang yang alergi.

Kita kan di Indonesia, dimana bisa dapet susu unta? Saya coba search di google mengenai penjual susu unta. Dan ternyata banyak yang menjual susu unta terutama dalam bentuk bubuk. Mengenai kencing unta kan jijik ya minum kencing. Betul sekali dan rasanya gimana ya minum kencing hehe. Saya punya dosen ketika kuliah kedokteran dulu. Dosen saya itu sakit, tapi gosipnya kurang jelas mengenai sakitnya apa. Ada yang bilang kanker, ada yang bilang jantung. Tapi dosen saya itu melakukan urinoterapi atau terapi dengan minum air kencing sendiri. Artinya dia meminum air kencingnya sendiri sebagai obat. Jadi sebenarnya minum air kencing ini sudah digunakan sebagai pengobatan alternative. Rasanya gimana? Wallahualam bissawab. Saya belum pernah coba. Hanya saja bagi yang mungkin mau coba terapi kencing unta ini tapi takut dengan rasanya, saya juga pernah search di google bahwa kencing unta dijual juga dalam bentuk minyak. Bentuk minyak seharusnya bisa dikemas ke dalam bentuk soft capsules (seperti minyak ikan atau vitamin E), tapi saya belum menemukan yang menjual dalam bentuk soft capsules.

Demikian yang bisa disampaikan, semoga bisa memberikan informasi bermanfaat. Sampai jumpa dalam artikel selanjutnya.

Wassalamuálaikum warahmatullahiwabarakaatuh

Agrawal, R., Budania, S., P, S., Gupta, R., & DK, K. (2007). Zero prevalence of diabetes in camel milk consuming Raica. Diabetes Research and Clinical Practice, 290-6.

Al-Ayadhi, L., Halepoto, D., AL-Dress, A., Mitwali, Y., & Zainah, R. (2015). Behavioral Benefits of Camel Milk in Subjects with Autism Spectrum Disorder. Journal of the College of Physicians and Surgeons, 819-23.

Alebie, G., Yohannes, S., & Worku, A. (2017). Therapeutic Applications of Camel’s Milk and Urine against Cancer:. Journal of Cancer and Science Therapy, 468-78.

Dienstag, J. (2010). Acute Viral Hepatitis. In D. Kasper, & A. Fauci, Harrison’s Infectious Diseases (pp. 893-938). New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Fallah, Z., Ejtahed, H.-S., Mirmiran, P., Niasari Naslaji, A., Moosavi Movahedi, A., Eslami, F., et al. (2017). Effect of Camel Milk on Glycemic Control and Lipid Profiles. Iranian Journal of Endocrinology and Metabolism, 306.

Gader, A., & AA, A. (2016). The Unique Medicinal Properties of Camel Products: A Review of The Scientific Evidence. Journal of Taibah University Medical Sciences, 98-103.

Shabo, Y., Barzel, R., Margoulis, M., & Yagil, R. (2005). Camel Milk for Food Allergies in Children. Immunology and Allergies Journal, 796-8.